11 June 2015
Indonesia kaya akan warisan budaya, mulai dari kesenian, kuliner, hingga kain tradisional. Berbicara mengenai kain, Indonesia memiliki kain batik yang merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Motifnya yang dulu terkesan kuno, kini menjadi sebuah kebanggan yang tidak hanya dipakai untuk hari Jum’at atau acar formal saja, tapi juga mulai dilirik para desainer untuk ditampilkan di panggung runaway.
Kali ini kami akan menggali lebih jauh tentang batik parang, yakni motif batik yang paling tua di Indonesia. Sesuai namanya yang diambil dari kata pereng, motif batik ini berupa garis lengkung-lengkung serupa dengan ombak di laut. Simbol mata parang yang seperti huruf S tersebut melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan semangat yang tidak pernah padam. Itulah sebabnya, pada masa kerajaan Mataram Kartasura (Solo), motif batik parang ini hanya bisa dipakai oleh raja, penguasa, dan ksatria. Batik parang juga disebut sebagai batik larangan karena tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
Dalam perkembangannya, batik parang muncul dalam berbagai jenis motif yang berbeda namun tetap mencirikan motif garis lengkung-lengkung ala gelombang ombak.
· Parang Rusak
Di lingkungan keratin pada zaman dahulu, motif ini dianggap sacral dan hanya boleh dikenakan oleh prajurit. Itu karena makna motif ini adalah keberanian manusia dalam memerangi kejahatan.
· Parang Barong
Pembuatan motif ini bermula ketika Sultan Agung Hanyakrakusuma ingin menunjukkan ekspresinya sebagai seorang raja yang penuh dengan tanggung jawab sekaligus manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Filosofinya adalah kehati-hatian dan pengendalian diri sebagai raja.
· Parang Klitik
Inilah motif batik yang hanya boleh dikenakan para putri raja, mencerminkan sosok para putri kerajaan, motif ini melambangkan kelemah-lembutan dan perilaku yang halus.
· Parang Siobog
Pada setiap upacara pelantikan, motif parang siobog harus dipakai sebagai harapan agar pemimpin yang dilantik dapat menerapkan lambing keteguhan, ketelitian, dan kesabaran dalam mengemban tugasnya. Selain itu, parang siobog juga dipakai pada pemakaman raja dengan tujuan agar arwahnya mendapatkan kelancaran dalam perjalanan menuju Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Itulah sejarah, filosofi, dan makna setiap jenis batik parang. Meski pada zaman dulu setiap motif mempunyai kasta tersendiri, pada zaman sekarang motif ini dapat dipakai oleh siapa saja tanpa memandang derajat sosial. Apakah motif parang ini adalah salah satu motif batik favorit Anda sahabat Batik Keris? J
11 June 2015
Indonesia kaya akan warisan budaya, mulai dari kesenian, kuliner, hingga kain tradisional. Berbicara mengenai kain, Indonesia memiliki kain batik yang merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Motifnya yang dulu terkesan kuno, kini menjadi sebuah kebanggan yang tidak hanya dipakai untuk hari Jum’at atau acar formal saja, tapi juga mulai dilirik para desainer untuk ditampilkan di panggung runaway.
Kali ini kami akan menggali lebih jauh tentang batik parang, yakni motif batik yang paling tua di Indonesia. Sesuai namanya yang diambil dari kata pereng, motif batik ini berupa garis lengkung-lengkung serupa dengan ombak di laut. Simbol mata parang yang seperti huruf S tersebut melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan semangat yang tidak pernah padam. Itulah sebabnya, pada masa kerajaan Mataram Kartasura (Solo), motif batik parang ini hanya bisa dipakai oleh raja, penguasa, dan ksatria. Batik parang juga disebut sebagai batik larangan karena tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
Dalam perkembangannya, batik parang muncul dalam berbagai jenis motif yang berbeda namun tetap mencirikan motif garis lengkung-lengkung ala gelombang ombak.
· Parang Rusak
Di lingkungan keratin pada zaman dahulu, motif ini dianggap sacral dan hanya boleh dikenakan oleh prajurit. Itu karena makna motif ini adalah keberanian manusia dalam memerangi kejahatan.
· Parang Barong
Pembuatan motif ini bermula ketika Sultan Agung Hanyakrakusuma ingin menunjukkan ekspresinya sebagai seorang raja yang penuh dengan tanggung jawab sekaligus manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Filosofinya adalah kehati-hatian dan pengendalian diri sebagai raja.
· Parang Klitik
Inilah motif batik yang hanya boleh dikenakan para putri raja, mencerminkan sosok para putri kerajaan, motif ini melambangkan kelemah-lembutan dan perilaku yang halus.
· Parang Siobog
Pada setiap upacara pelantikan, motif parang siobog harus dipakai sebagai harapan agar pemimpin yang dilantik dapat menerapkan lambing keteguhan, ketelitian, dan kesabaran dalam mengemban tugasnya. Selain itu, parang siobog juga dipakai pada pemakaman raja dengan tujuan agar arwahnya mendapatkan kelancaran dalam perjalanan menuju Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Itulah sejarah, filosofi, dan makna setiap jenis batik parang. Meski pada zaman dulu setiap motif mempunyai kasta tersendiri, pada zaman sekarang motif ini dapat dipakai oleh siapa saja tanpa memandang derajat sosial. Apakah motif parang ini adalah salah satu motif batik favorit Anda sahabat Batik Keris? J