Proses Batik Keris yang pertama kali dilakukan yaitu loyoran, yaitu proses penortiran mori, bahan baku batik, dan perendaman dalam air selama antara 4 hari dan 1 minggu, lalu digodog dan dikeringkan.
Kain yang sudah diloyor diteruskan ke proses kemplongan. Ini adalah proses penghalusan kain dengan cara dipukul-pukul dengan palu kayu
Bahan baku mori yang sudah dikemplong akan melalui proses cap putihan, dimana kain akan dicap dengan lilin yang dipanaskan dengan besi motif Batik Keris.
Apabila lilin sudah mengering, proses coletan akan mengisi ruang-ruang kosong diantara motif dasar Batik Keris dengan coletan warna
Tutup kelir adalah proses penutupan warna, dimana pelukis batik menutup dengan canting yang diisi lilin.
Proses selanjutnya yaitu pencelupan warna dasar, atau lebih dikenal dalam bahasa Internasional sebagai dyeing.
Setelah itu akan terjadi babaran atau lorotan, dimana komposisi tata warna disepadankan dan dipadukan.
Selanjutnya kain batik akan melalui proses cap drik (bironan). Dalam proses ini, warna batik akan dipertajam.
Proses yang terakhir sebelum digantung adalah proses warna soga.
Setelah itu, batik akan digantung atau dijemur. Tunggu sampai kering, dan bahan batik tradisional sudah jadi.